Adaptation of the Data Collection Process during the Covid-19 Pandemic

10 May 2021


Pandemi Covid-19 yang saat ini terjadi sangat mempengaruhi kegiatan masyarakat Indonesia, karena masyarakat dipaksa untuk meminimalisir interaksi langsung dengan orang lain. Salah satu kegiatan yang terdampak dari pandemi ini adalah kegiatan dalam penelitian. Sebelum pandemi menyerang, para peneliti dapat melakukan pengumpulan data secara langsung melalui wawancara, survei, maupun diskusi. Akan tetapi, kondisi pandemi memaksa para peneliti untuk tidak mengumpulkan data secara langsung.


Gambar 1. Webinar TNP2K berjudul "Adaptasi Proses Pengumpulan Data dalam Pemantauan dan Pelaporan pada Masa Pandemi Covid-19"
Sumber: TNP2K, 2021

Untuk membahas isu ini, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) mengadakan webinar berjudul “Adaptasi Proses Pengumpulan Data dalam Pemantauan dan Pelaporan pada Masa Pandemi Covid-19”. Webinar ini dilaksanakan melalui aplikasi Zoom atau streaming melalui kanal Youtube TNP2KKomunikasi pada 14 April 2021. Acara ini dipandu oleh Alif Timur Ghifari selaku Quantitative Specialist TNP2K.

Dalam acara ini, Suprayoga Hadi selaku Sekretaris Eksekutif TNP2K mengatakan, pengumpulan data secara langsung sangat tidak memungkinkan di masa pandemi. Oleh karena itu, perlu adaptasi dalam pengumpulan data. Yoga berharap bahwa penggunaan teknologi mampu membantu para peneliti dalam mengumpulkan data secara jarak jauh, baik untuk penelitian kualitatif maupun kuantitatif.

Dalam prakteknya, pengumpulan data secara jarak jauh memiliki beberapa tantangan. Sebagai contoh, Wakil Direktur Bidang Penelitian & Penjangkauan SMERU Athia Yumna mengatakan bahwa salah satu tantangan dari pengumpulan data jarak jauh adalah perlunya kontak responden agar bisa dihubungi. Tantangan lainnya adalah sulitnya pengumpulan data dari masyarakat yang tidak memiliki gawai, laptop, maupun jaringan internet. Lebih lanjut, Athia mengatakan bahwa pelatihan kepada tenaga lapangan/enumerator juga menjadi tantangan karena teknik pengumpulan data yang saat ini dilakukan berbeda dengan cara yang biasa.

Walaupun memiliki beberapa tantangan, pengumpulan data secara jarak jauh juga memiliki beberapa keunggulan. Dalam hal ini, Martin Daniel Siyaranamual selaku Manager Unit Pemantauan dan Evaluasi TNP2K menyampaikan keunggulan pengumpulan data dengan wawancara telepon. Ia mengatakan bahwa metode pengumpulan data dengan wawancara telepon merupakan metode paling aman di masa pandemi Covid-19. Selain itu, Martin mengatakan bahwa cara ini memerlukan biaya yang lebih rendah sehingga dapat menghemat anggaran. Bahkan, Martin juga mengatakan bahwa durasi pengumpulan data bisa lebih singkat dibandingkan dengan cara konvensional.

Dalam acara ini, Martin juga menyampaikan pembelajaran penting dalam melakukan wawancara telepon. Ia menyarankan untuk merekrut tim pengumpul data yang berasal dari berbagai daerah karena banyak responden hanya mengetahui bahasa daerahnya masing-masing. Selanjutnya, Martin mengatakan bahwa pengumpul data dapat bekerja sama dengan pihak lain agar responden/informan ikut serta dalam proses wawancara. Dalam hal ini, ia mencontohkan pentingnya pemerintah daerah dalam mengajak masyarakat dalam ikut serta dalam proses wawancara. Martin juga menyarankan agar waktu wawancara yang dilakukan tidak lebih dari 60 menit. Hal ini penting mengingat pelaksanaan wawancara yang terlalu lama dapat menurunkan konsen

Acara ini diakhiri oleh sesi tanya jawab dari para peserta webinar. Sampai acara ini berakhir, terdapat lebih dari 150 peserta yang hadir. Selain pemateri yang disebutkan di atas, hadir pula dalam acara ini Ma’rifatul Amalia, Research Manager J-PAL Southeast Asia; Colley Windya, Research Manager J-PAL Southeast Asia; Nur Rosyid, Peneliti Sosial di Pusat Kedokteran Tropis UGM; dan Kirsten Bishop, Minister Counsellor Governance & Human Development Branch Kedutaan Besar Australia. (KM)