TNP2K dan Lazismu Bersinergi Berikan Akses Listrik bagi Masyarakat Miskin

07 October 2016


Sekitar 1,6 juta rumah tangga miskin dan tidak mampu belum menikmati sambungan listrik dan 12.000 desa tidak terjangkau layanan/fasilitas listrik. Rasio elektrifikasi di Indonesia sebesar 88,3% (per Desember 2015) relatif rendah dibandingkan negara-negara di ASEAN. Hal tersebut dijelaskan Regi Wahono, Spesialis Komunikasi dan Hubungan Luar, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada peluncuran Program Indonesia Terang (6/10) di acara Indonesia Philanthropy Festival, Jakarta Convention Center.

Berangkat dari permasalah tersebut, TNP2K mengembangkan model kemitraan Coorporate Social Responsibility (CSR) menggunakan data terpadu untuk mengatasi kesenjangan dengan memberikan akses listrik bagi masyarakat miskin.

Adapun sasaran untuk program ini meliputi beberapa kriteria sebagai berikut: 1) rumah tangga miskin (prioritas utama 10% rumah tangga dengan kesejahteraan terendah, 2) wilayah di luar rencana pengembangan distribusi PLN (off-grid), 3) 100 kabupaten/kota dengan indeks kesejahteraan wilayah terendah,” ujar Regi saat memberikan paparan.

Untuk tahap uji coba, TNP2K bermitra dengan Lazismu—lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat secara produktif agar lebih tepat sasaran dan membantu penyelesaian masalah sosial masyarakat yang terus berkembang.

"Kami sangat mengapresiasi inisiatif sinergi yang dilakukan filantropi swasta seperti Lazismu, terutama dengan memberikan bantuan solar panel kepada warga miskin. Menurut Regi, sinergi ini akan memberikan manfaat nyata yang sangat besar, terutama kepada daerah yang tidak terjangkau program pemerintah. “Program pemerintah untuk mengejar 35 ribu megawatt, tidak bisa selesai dalam waktu 1-2 tahun dan memerlukan waktu yang lama, sedangkan masyarakat di daerah terpencil sudah sangat membutuhkan,” jelas Regi.

Direktur Utama Lazismu, Andar Nubowo, mengajak semua pihak ikut berpartisipasi dalam program perwujudan akses listrik Indonesia Terang, baik lewat donasi, CSR dan kemitraan. Ia berharap, partisipasi membuat program Indonesia Terang terlaksana secara lebih masif, dan akses listrik bagi warga miskin dapat tersebar ke seluruh Indonesia.

“Program ini bukan hanya milik TNP2K dan Lazismu, ini merupakan milik kita bersama. Semakin banyak yang terlibat, semakin cepat kita dapat memberikan keadilan listrik bagi masyarakat Indonesia yang ada dipelosok untuk merasakan kesejahteraan dan entaskan kemiskinan secara bersama-sama,” terang Andar.

Sebagai tahap awal Lazismu akan memberikan 1.064 solar panel gratis secara bertahap ke tujuh desa di kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT). Beliau juga menegaskan program tersebut akan berlanjut hingga tahap pengembangan, dan menargetkan warga miskin yang ada di seluruh provinsi Indonesia.