TNP2K Continues to Support Digitalization Efforts in the Kartu Prakerja Program to Achieve Program Effectiveness

27 June 2022


Kartu Prakerja merupakan program pemerintah yang ditujukan untuk pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan berupa bantuan biaya yang ditujukan untuk para pencari kerja, pekerja yang terkena PHK, atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk pelaku usaha mikro dan kecil. Program ini berfokus kepada layanan pelatihan untuk skilling, reskilling, dan upskilling.

Keefektifan Kartu Prakerja mejadi pertanyaan yang pada akhirnya terjawab dalam laporan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan World Bank yang dipaparkan selama acara Kartu Prakerja: Indonesia’s Digital Tranformation and Financial Inclusion Breakthrough yang diadakan oleh Kemenko Ekonomi dan Program Kartu Prakerja bekerjasama dengan CNN Indonesia pada Rabu, 15 Juni 2022. Raden Muhammad Purnagunawan, Ketua Tim Kebijakan Peningkatan Kapasitas dan Ekonomi, sekretariat TNP2K dan I Gede Putra Arsana, Spesialis Sektor Keuangan Senior di World Bank menjadi perwakilan peneliti yang memaparkan hasil penelitian tersebut pada webinar ini.


Diskusi Transformasi Digital dan Terobosan Inklusi Keuangan Indonesia 
pada Program Kartu Prakerja

Sumber: Dokumentasi Kegiatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 96,1% peserta program Kartu Prakerja merasa puas pada pengalaman pelatihan pertama mereka. Adapun jenis-jenis pelatihan yang disediakan adalah pelatihan linguistik, teknologi dan informasi, penjualan dan pemasaran, administrasi perkantoran, keterampilan sosial dan komunikasi, gaya hidup, pertanian, makanan dan minuman, keuangan, manajemen, teknik dan lain-lain. Pelatihan pertama yang dibeli penerima manfaat dari Kartu Prakerja, sebagian besar terkait dengan sektor pekerjaan mereka.

Selain itu, metode pembayaran cashless yang diberlakukan pada program Kartu Prakerja dirasa lebih memuaskan yang dibuktikan dengan 96,4% penerima manfaat merasa puas dengan metode pembayaran cashless baik melalui bank atau e-money (Bank BNI, BCA, LinkAja, OVO, Gopay, atau Dana). Hal tersebut dikarenakan sejumlah alasan seperti insentif dapat diterima langsung setelah pelatihan berakhir, transaksi yang mudah, tidak adanya pengurangan jumlah insentif yang diberikan, serta kemudahan dalam membuka akun yang bisa dilakukan secara online. Selain itu, metode pembayaran yang disediakan dianggap sudah cukup beragam sehingga memudahkan mereka dalam melakukan transaksi.

Pengadaan sistem transaksi melalui e-money juga membawa dampak positif pada program Kartu Prakerja. Diketahui sebesar 76,6% penerima manfaat lebih memilih menggunakan e-money untuk menerima insentif pasca pelatihan meskipun jumlah penerima manfaat yang baru memiliki akun e-money lebih banyak dibanding penerima manfaat yang baru memiliki akun bank. Terdapat sejumlah alasan mengapa banyak penerima manfaat yang lebih memilih e-money antara lain membuat akun e-money lebih mudah dibanding membuat akun bank, tidak memiliki akun bank, dan lebih familiar dengan penggunaan e-money. Selain itu, proses pencairan insentif melalui e-money juga dirasa lebih cepat dibanding bank.

Denni Puspa Purbasari selaku Direktur Eksekutif, Project Management Office (PMO) Kartu Prakerja menyetujui bahwa gagasan sistem e-money ini sangat menguntungkan. inklusi keuangan melalui bank dirasa lebih mahal dikarenakan regulasi yang cukup banyak sehingga sistem digital menjadi alternatif yang menguntungkan untuk melakukan inklusi keuangan. Terlebih, masyarakat dapat lebih leluasa memilih metode pembayaran digital sesuai kebutuhan mereka.

Suprayoga Hadi, Sekretaris Eksekutif TNP2K mengatakan bahwa selama kurang lebih 10 tahun terakhir, TNP2K telah melakukan berbagai penelitian terkait penggunaan data digital yang memberikan manfaat dan peningkatan pada sistem G2P Payment. Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa Program Kartu Prakerja menjadi terobosan yang sukses dalam inklusi keuangan dengan memanfaatkan teknologi digital yang biasa dilakukan oleh startup. Tranformasi pelayanan publik dengan menggunakan sistem digital ini juga membuktikan kemajuan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia dengan meningkatnya industri teknologi informasi dan penggunaan telepon seluler sebagai alat transaksi keuangan. Bagi para pembaca yang tertarik dengan tema-tema seputar perkembangan dan kajian program-program penanggulanan kemiskinan, silakah kunjungi website resmi TNP2K di www.tnp2k.go.id dan Sistem Pengelolaan Pengetahuan Terpadu Untuk Penanggulangan Kemiskinan (SINERGIS) TNP2K di https://sinergis.tnp2k.go.id/.