Knowledge Sharing: Program Perlindungan Sosial dan Dampaknya pada Pertumbuhan Ekonomi

04 March 2016


Program perlindungan sosial di beberapa negara telah memberikan dampak di berbagai tingkat di masyarakat mulai dari keluarga, komunitas hingga ke tingkat nasional. Salah satunya ditunjukkan dengan adanya perbaikan angkatan kerja di masa depan dan mendorong investasi lebih besar kepada negara. Pada akhirnya akan menyokong kestabilan sosial dan reformasi struktural dalam perekonomian.

Demikian benang merah yang menjadi pokok diskusi dalam sesi berbagi pengetahuan yang diadakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada hari Kamis, 3 Maret 2016. Acara berbagi pengetahuan atau disebut dengan Knowledge Sharing ini adalah acara berkala yang diadakan oleh TNP2K untuk berbagi dan meningkatkan pengetahuan tentang program perlindungan sosial yang menjadi amanat kerja Sekretariat TNP2K.

Narasumber sesi Knowledge Sharing kali ini adalah Dr Stephen Kidd, Spesialis Kebijakan Sosial dengan pengalaman 25 tahun di bidang program perlindungan sosial di berbagai negara berkembang. Diikuti tak kurang dari 20 orang, sesi yang berjudul "The Links Between Social Protection, Labour Markets and Economic Growth" ini mengawali diskusi hangat tentang bagaimana dampak dan keterkaitan program perlindungan sosial dengan mengambil pengalaman dari sejumlah negara.

Hal yang menjadi catatan dalam diskusi ini adalah bahwa di tingkat keluarga, program perlindungan sosial akan mendorong perkembangan angkatan kerja yang lebih baik, karena adanya asupan gizi yang cukup dalam keluarga. Di seluruh dunia ada sekitar 36% anak yang mengalami stunting (pendek), sebuah kondisi yang kelak akan mengakibatkan gangguan fisik dan kognitif serta menghalangi kemampuan anak untuk bisa bersaing di dunia kerja. Dr Stephen Kidd menjelaskan, “Di Afrika Selatan, anak yang mendapatkan bantuan sosial atau tinggal diasuh oleh pensiunan lebih tinggi 3-5cm dibanding dengan yang tidak mendapatkan bantuan." Dia menambahkan, "anak-anak itu juga memiliki kemampuan berhitung dan berbahasa Inggris yang lebih baik serta lebih jarang sakit."

Perlindungan sosial juga mendorong terciptanya ketahanan keluarga secara ekonomi dan finansial. Dengan adanya kepastian keuangan, setiap keluarga akan bisa memperkirakan kemampuan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Mereka akan lebih mampu mengelola keuangan dan bersiap jika seandainya terjadi krisis atau lonjakan harga pangan. Kestabilan itu akan mendorong perbaikan akses mereka pada dunia kerja, misalnya bagi penyandang disabilitas. Dr Kidd menyimpulkan, “pada akhirnya akan tercipta akses setara di lapangan kerja serta memberi manfaat lebih besar bagi keluarga.”

Di tingkat nasional, perlindungan sosial berperan dalam kohesi sosial, mendorong stabilitas dan investasi pada negara. Hal itu terjadi pada banyak negara. Di Nepal, bantuan dana pensiun pada tahun 1997 yang ditujukan pada wilayah yang dikuasai tentara Mao, mendorong adanya perdamaian bagi pihak yang berseteru. Di Afrika Selatan, setelah jatuhnya apartheid (politik perbedaan atas warna kulit), bantuan perlindungan sosial yang diberikan bagi warga kulit hitam, tak hanya mendorong perdamaian, namun juga dukungan secara ekonomi bagi seluruh rakyat.

----

Materi Presentasi dapat diakses di sini