Adequate Health Personnel to Improve Basic Health Services

01 September 2021


Pandemi COVID-19 yang telah masuk ke Indonesia sejak Maret 2020, menciptakan berbagai permasalahan. Salah satunya adalah peningkatan angka kemiskinan yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami peningkatan dari angka 9,22 persen di tahun 2019 menjadi 10,19 persen di tahun 2020 yang kemudian mengalami penurunan menjadi 10,14 persen di tahun 2021.


Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) melihat bahwa pelayanan dasar dalam kesehatan menjadi penting, terutama berkaitan dengan upaya penurunan tingkat kemisikinan, seperti yang disampaikan oleh Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden RI selaku Sekretaris Eksekutif TNP2K dalam sambutannya pada Diskusi Kebijakan: Memanfaatkan Pasar Tenaga Kesehatan untuk Merespon COVID-19 dan Pasca Pandemi di Indonesia, Kamis 22 Juli 2021.


Suprayoga juga menambahkan, bahwa tenaga kesehatan yang diperlukan saat ini harus kompeten baik secara kualitas, kuantitas, serta merata secara persebarannya. Hal ini kemudian diperjelas oleh Retno Pujisubekti, Spesialis Kesehatan Masyarakat TNP2K, yang memaparkan hasil kajian TNP2K terkait Nusantara Sehat (NS). Perlu diketahui, Nusantara Sehat merupakan sebuah inisiatif untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat yang hidup di daerah tertinggal melalui penempatan tenaga kesehatan di Puskesmas.

Kajian ini mencoba melihat dampak kehadiran NS tidak hanya kepada masyarakat yang terkena program, namun juga dampak terhadap tenaga-tenaga kesehatan yang tergabung ke dalam inisiatif tersebut. Menurut hasil kajian TNP2K, inisiatif NS membawa dampak yang baik terutama pada hal-hal tertentu; seperti pengetahuan maternal Ibu, penggunaan fasilitas kesehatan, serta pendeteksian dini terhadap penyakit berat seperti TB.

Sedangkan menurut para tenaga kesehatan yang tergabung ke dalam NS, dampak terhadap diri mereka sendiri adalah bertambahnya pengalaman dan kemampuan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang komprehensif melalui tantangan-tantangan yang dihadapi selama berada langsung di tengah-tengah masyarakat di daerah tertinggal. Namun di sisi lain, muncul harapan dari para tenaga kesehatan NS ini untuk kepastian karir mereka setelah menjalani NS.

Dukungan untuk tenaga kesehatan terutama dalam masa penanganan COVID-19 ini menjadi sebuah urgensi yang tak terelakkan. Pandemi ini menjadi refleksi bagi pemerintah, bahwa tenaga keseharan perlu didukung dengan kondisi dan ruang lingkup kerja yang memadai agar tercipta pelayanan kesehatan yang kompeten tidak hanya dari segi kuantitas, melainkan juga kualitas dan distribusi yang merata.

Webinar ini juga menghadirkan Kirana Pritasari, Plt. Kepala Badan PPSDM Kementerian Kesehatan; Pamela Foster, Health Office Director USAID; Trisa Wahyuni Putri, Sekretaris Badan PPSDM Kementerian Kesehatan; Sugiyanto, Kepala Pusat Pendidikan SDMK Kementerian Kesehatan; Leah McManus, Project Lead HRH2030; Muhammad Budi Hidayat, Sekretaris KTKI; Irmansyah, Kepala Pusat Perencanaan dan Pendayaguinaan SDMK; dan Egi Abdul Wahid, Program Direktur CISDI. Kegiatan yang dihadiri 233 peserta ini kemudian diakhiri dengan sesi diskusi yang dipandu oleh Andreasta Meliala, Direktur Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK – KMK UGM.

Siaran ulang kegiatan ini dapat diakses melalui kanal Youtube Datin BPPSDMK. (JES)