Impact Evaluation of Pre-Employment Card

06 October 2021


Gambar 1. Narasumber dan Moderator Pada Webinar Evaluasi Dampak Kartu Prakerja
Sumber: Dokumentasi Kegiatan

Kartu Prakerja menjadi salah satu program pemerintah yang ikut mempertebal sistem perlindungan sosial pada masa pandemi Covid-19. Program ini hadir sebagai solusi atas permasalahan seputar ketenagakerjaan yang menjadi salah satu sektor terdampak. Pandemi menjadi tantangan dalam mencari pekerjaan, bahkan bagi yang sudah bekerja terjadi pula fenomena PHK. Kartu Prakerja sebagai bantuan cash transfer berupaya membantu masyarakat bertahan secara ekonomi, sekaligus berupaya meningkatkan kompetensi yang mampu bertemu dengan kebutuhan pada pasar kerja. 

Kartu Prakerja telah mencapai 12 juta jumlah penerima per 30 September 2021 dan program ini akan terus dilaksanakan sesuai visi Indonesia 2045 sebagai negara maju, sehingga perlu prasyarat didalamnya, termasuk penguatan SDM melalui pendidikan dan riset. Melihat urgensi ini, diperlukan adanya upaya perbaikan berkelanjutan yang berdasar pada studi evaluasi. Pelaksana program telah melakukan studi evaluasi dampak pertama kali di dalam ekosistem program ini. Studi dilakukan bekerjasama dengan Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-PAL) Southeast Asia, Magister Perencanaan Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan (MPKP) Universitas Indonesia, Massachusetts Institute of Technology (MIT), Harvard Kennedy School, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Program Kemitraan Indonesia Australia untuk Perekonomian (PROSPERA), dan Badan Pusat Statistik (BPS), serta dukungan finansial dari Pemerintah Australia dan Amerika Serikat dalam kerangka bantuan internasional Australian Aid dan USAID. 


Gambar 2. Febrio Kacaribu sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI memberikan sambutan dalam Webinar "Impact Evaluation of Kartu Prakerja
Sumber: Dokumentasi Kegiatan

Hasil dari studi evaluasi dampak Kartu Prakerja yang disampaikan pada acara yang diselenggarakan oleh Manajemen Pelaksanaan Program Kartu Prakerja bekerja sama dengan Katadata yaitu “Katadata forum virtual series : Impact evaluation of Kartu Prakerja”. Acara ini diselenggarakan pada Rabu, 1 Desember 2022 secara luring Zoom serta siaran langsung channel YouTube Katadata, channel YouTube Kartu Prakerja, dan Facebook Katadata. Acara ini dibuka oleh Febrio Kacaribu yang merupakan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan Republik Indonesia mewakili Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. 

Dalam sambutannya, Febrio menegaskan kebijakan Kartu Prakerja sebagai realisasi atas Keputusan Presiden (Kepres) No. 36 Tahun 2020 tentang pengembangan kompetensi kerja melalui Kartu Prakerja yang memiliki tujuan meningkatkan produktivitas SDM di Indonesia. Febrio menekankan program ini adalah pelayanan publik pertama kali yang menyediakan berbagai program pelatihan dalam ekosistem digital. Ia menjelaskan, program ini adalah kepanjangan tangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang menunjukkan pemerintah memiliki 7 (tujuh) agenda pembangunan yang salah satunya adalah pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang berdaya saing. Menurut nya, untuk menjaga konsistensi dan meningkatkan efektivitas perlu ada evaluasi dampak Kartu Prakerja secara internal dan eksternal. Sehingga, salah satu upayanya adalah studi yang dilaksanakan oleh manajemen pelaksana dengan J-PAL ini.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan temuan awal tim penelitian oleh Elan Satriawan yang merupakan Kepala Tim Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Rema Hanna, Profesor studi Asia Tenggara di Jeffrey Cheah Institute, Kepala Pusat Pembangunan Internasional (CID) di Harvard Kennedy School, dan Benjamin Olken, Profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Direktur J-PAL. Elan menyampaikan bahwa proses studi ini melibatkan beberapa penulis lainnya yakni Vivi Alatas dari Asakreativita, Achmad Maulana dari Prospera dan Sudarno Sumarto, Kepala Penasihat Kebijakan TNP2K. 

Elan menjelaskan pendekatan dalam studi ini adalah randomize evaluation yang memungkinkan bias minimum atau bahkan tidak ada sama sekali. Data yang digunakan berasal dari beberapa sumber yaitu SUSENAS oleh BPS, SAKERNAS, survei khusus, dan data tambahan administrasi. Proses survei dilakukan melalui whatsapp dan SMS yang disertai reminder jika dalam kurun waktu tertentu belum diisi. Total responden adalah 154.000 terbagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, yang maknanya adalah penerima bantuan Kartu Prakerja dan tidak menerima.

Gambar 3. Elan Satriawan, Rema Hanna, dan Benjamin Olken dalam Sesi Pemaparan Temuan Awal, bersama Moderator Putri Anindita
Sumber: Dokumentasi Kegiatan

Dalam sesi ini disampaikan temuan  bukti awal bahwa pada penerima bantuan Kartu prakerja terjadi peningkatan pekerjaan mencapai 8% yang maknanya adalah peningkatan keberhasilan dalam mencari pekerjaan, angka wirausaha dan wiraswasta lebih tinggi yakni masing masing 12% dan 30% peningkatan, serta 10% peningkatan pendapatan. Pada aspek pelatihan dan kompetensi, peningkatan mengikuti pelatihan mencapai 119%, pada penggunaan sertifikat pelatihan guna mencari pekerjaan meningkat hingga 172% serta 10% dalam penggunaan internet di dalam pekerjaannya. 

Hal ini selaras dengan ekosistem digital di dalam program ini yang membuat masyarakat semakin akrab dengan internet. Pada sektor konsumsi, peningkatan ketahanan pangan mencapai 6% yang mana ini kabar baik di tengah situasi pandemi yang sulit. Sebaliknya terjadi pengurangan pengeluaran pada sektor pangan dimana lebih rendah 2% dan juga di sektor non pangan penurunan 4%. Hal ini dipandang mungkin berasal dari peningkatan pembelian aset 21% yang mana mendukung data pada peningkatan wirausaha dan wiraswasta yang pastinya melakukan pembelian aset dalam memulai bisnis. Pada sektor pelayanan keuangan, terjadi 53% peningkatan kepemilikan dompet atau uang digital tidak hanya dalam konteks penggunaan untuk Kartu Prakerja tetapi juga untuk transaksi-transaksi lainnya. 

 

Gambar 4. Muhammad Purnagunawan dalam Sesi Lanjutan Menanggapi Pemaparan Hasil Awal Temuan Studi Dampak Kartu Prakerja
Sumber: Dokumentasi Kegiatan

Menurut Muhamad Purnagunawan, Kepala Tim Kebijakan Peningkatan Kapasitas dan Ekonomi sekretariat TNP2K dalam sesi lanjutan, penggunaan uang elektronik sebagai fitur penyampaian bantuan dan transaksi lainnya akan meningkatkan inklusi keuangan yang sedang didorong oleh pemerintah. Muhamad Purnagunawan yang juga kerap dipanggil dengan Wawan, mengatakan bahwa hasil yang ditemukan oleh tim peneliti selaras dengan prediksinya, tetapi ia mengaku terkejut dengan signifikansi dalam pelatihan. Menurut Wawan, ini adalah kejutan yang baik sehingga jika nantinya nilai pelatihan diperbesar seiring dengan perluasan jenis training maka akan didapat dampak positif yang lebih besar pula. 

Dalam sesi ini, hadir pula Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja, Edy Priyono Ekonom Staf Khusus Presiden, dan Ekonom dari Bank Dunia Maria Monica Wihardja. Menurut Denni, studi ini berbeda dengan yang sebelumnya telah dilaksanakan oleh PMO karena berupaya mengevaluasi dengan membandingkan antara yang menerima dan tidak menerima program ini. Selain itu, Denni menyatakan akurasi studi ini lebih baik karena sampel yang lebih besar, disertai kekuatan metodologi dan pengalaman peneliti. 

Pada sesi ini juga diberikan masukan untuk membuka akses Kartu Prakerja secara umum baik masyarakat yang telah menerima perlindungan sosial maupun yang sama sekali tidak terjangkau perlindungan sosial. Mekanisme pendaftaran mandiri Kartu prakerja memang dipandang baik karena memungkinkan masyarakat yang belum terjangkau program perlindungan sosial lainnya agar merasakan pula bantuan sosial. Tetapi ketentuan pengecualian untuk yang sudah menerima bantuan sesuai data DTKS dirasa menjadi hal yang perlu diperbaiki. Karena penerima bantuan sosial lainnya akan menjadi lebih berdaya dan mandiri jika mendapat bantuan cash transfer dan paket pelatihan Kartu Prakerja.  

Bagi para pembaca yang tertarik dengan tema-tema seputar penanggulangan kemiskinan, silahkan mengunduh produk-produk pengetahuan TNP2K dan kunjungi repositori TNP2K di https://sinergis.tnp2k.go.id/ dan website TNP2K di www.tnp2k.go.id. Untuk mendapatkan perkembangan terbaru mengenai produk-produk pengetahuan TNP2K, silahkan ikuti akun resmi media sosial TNP2K di Instagram: @tnp2k_official dan Twitter: @tnp2k. (KM)