TNP2K: Menjaga Stabilitas Harga Bahan Makanan Penting Untuk Mengurangi Angka Kemiskinan

11 November 2015


Peningkatan harga bahan makanan terutama beras yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir memiliki hubungan yang erat dengan peningkatan jumlah masyarakat miskin. Hal ini disebabkan karena lebih dari 65 persen konsumsi masyarakat miskin adalah untuk membeli makanan, dan hampir 30 persen konsumsi masyarakat miskin adalah untuk membeli beras.

Demikian disampaikan oleh Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Bambang Widianto pada “Regional Conference on Income Equality and Financial Inclusion in Asia: Challenges and Policy Options” yang diselenggarakan hari ini (11/11/2015).

“Itulah sebabnya ketika survei angka kemiskinan dilakukan bersamaan dengan kenaikan harga beras terlihat jumlah angka kemiskinan mengalami peningkatan. Karena harga beras sangat berpengaruh terhadap komposisi pengeluaran masyarakat miskin,” Jelas Bambang Widianto. Lebih lanjut ditambahkannya bahwa secara umum rata-rata kenaikan harga bahan makanan cenderung selalu lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kenaikan bahan non makanan, hal ini memberikan beban besar bagi masyarakat miskin.

Oleh karena itu, Bambang menjelaskan bahwa selain peningkatan kualitas program-program penanggulangan kemiskinan, upaya menjaga harga-harga bahan makanan merupakan hal yang sangat penting untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.

Secara umum dijelaskan bahwa strategi untuk mengurangi kesenjangan dan kemiskinan adalah dengan mendorong peningkatan pendapatan masyarakat miskin dan sekaligus berusaha untuk mengurangi beban hidup masyarakat miskin. TNP2K sendiri fokus pada upaya memperbaiki kebijakan mengurangi beban hidup masyarakat miskin.

Pada kesempatan tersebut, juga dijelaskan bahwa saat ini Pemerintah Indonesia telah menjalankan berbagai program perlindungan sosial, mulai dari bantuan sosial seperti pemberian Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Selain itu Program Keluarga Harapan (PKH) yang merupakan program bantuan tunai bersyarat, serta program bantuan beras untuk masyarakat berpendapatan rendah (RASKIN).

Regional Conference on Income Equality and Financial Inclusion in Asia ini diselenggarakan oleh Asian Development Bank (ADB) bekerjasama dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Hadir pada acara ini perwakilan dari berbagai Negara Asia seperti Pakistan, Nepal, Myanmar, Tajikistan, Thailand, Sri Lanka, Filipina, Malaysia, Mongolia, Vietnam, dan India. Hadir juga perwakilan dari negara pasifik seperti Papua Nugini dan Kepulauan Solomon.